Sejarah Candi Pematang Jering
Candi Pematang Jering merupakan sebuah situs cagar budaya yang terletak di Desa Pematang Jering, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Candi ini ditemukan pada tahun 1991 dan menjadi saksi bisu peradaban masa lalu yang kaya dengan latar belakang historis dan spiritual.
Nama ‘Pematang Jering’ sendiri berasal dari kata ‘Pematang’, yang menandakan daerah tinggi yang jarang terkena banjir, dan ‘Jering’ yang merujuk pada pohon jengkol yang dulunya banyak tumbuh di wilayah ini. Dengan lokasi yang strategis di pinggir Sungai Batanghari, candi ini diyakini memiliki peranan penting dalam perjalanan sejarah dan agama di wilayah ini.
Candi Pematang Jering memiliki luas keseluruhan sekitar 1.125 meter persegi dengan panjang 45 meter dan lebar 25 meter. Struktur bangunan ini terbuat dari batu bata tanah liat, dan meskipun saat ini kondisinya tidak utuh, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi dan membatasi akses ke situs ini guna pelestarian.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi telah melakukan studi teknis pada tahun 2014 untuk memahami kondisi bangunan, denah, bentuk struktur, dan kerusakan yang dialami oleh candi. Studi ini merupakan langkah awal yang penting dalam merencanakan pemugaran dan pelestarian situs.
Meskipun belum banyak diketahui tentang asal-usul pasti dan fungsi Candi Pematang Jering, beberapa teori menyebutkan bahwa candi ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Posisinya yang strategis di tepi Sungai Batanghari menunjukkan bahwa candi ini mungkin pernah menjadi pusat ibadah atau tempat pertemuan penting.
Tugas pelestarian Candi Pematang Jering saat ini diemban oleh Gawi, seorang juru pelihara yang dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sehari-harinya, Gawi bertugas menjaga situs, memotong rumput, merapikan tanaman, dan menjaga kebersihan area candi.
Pengunjung yang datang ke situs ini diharapkan untuk mengisi buku tamu sebagai tanda telah mengunjungi dan menghormati nilai sejarah yang ditawarkan oleh Candi Pematang Jering. Walaupun infrastruktur pendukung seperti jalan dan fasilitas umum masih terbatas, keindahan alam dan nilai sejarahnya menarik perhatian para pelajar, mahasiswa, dan para peneliti sejarah.
Harapan kedepannya adalah dengan adanya dukungan pemerintah dan kegiatan pemugaran yang lebih intensif, Candi Pematang Jering dapat dikembalikan ke bentuk aslinya dan dijadikan sebagai situs wisata sejarah yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Melalui artikel ini, kita diingatkan akan pentingnya pelestarian dan apresiasi terhadap situs-situs bersejarah seperti Candi Pematang Jering. Warisan sejarah adalah aset yang tidak ternilai bagi sebuah bangsa, dan pengetahuan tentangnya adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan masa lalu.
Candi Pematang Jering adalah bukti nyata dari kekayaan historis yang dimiliki Indonesia. Upaya pelestarian dan pemugaran yang berkelanjutan akan memungkinkan situs ini untuk terus berbicara kepada generasi mendatang, mengisahkan cerita dari masa ke masa, dan menjadi saksi atas peradaban yang telah berkembang di tanah Jambi. Mari kita dukung upaya pelestarian ini agar sejarah yang terukir di Candi Pematang Jering tidak hanya menjadi kenangan tetapi juga menjadi pengetahuan yang terus menerangi jalan ke depan bagi kita semua.