Sejarah dan Ciri Khas Candi Pematang Jering: Menyingkap Keindahan Arsitektur dan Kekayaan Sejarah Indonesia

Candi, sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, telah menjadi saksi bisu dari masa lalu dan mencerminkan kekayaan seni bangsa. Tersebar di seluruh Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Bali, tiap candi memiliki ciri khas tersendiri, termasuk fragmen bata, keramik, dan elemen ornamen lainnya.

Salah satu candi yang menarik perhatian adalah Candi Pematang Jering, sebuah reruntuhan bata yang diduga sebagai bangunan suci keagamaan Hindu/Budha. Situs ini pertama kali dilakukan penelitian oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur candi, arah hadap, luas, dan volume, yang diperkirakan mencapai 8,5 x 8,5 meter.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan temuan berupa fragmen gerabah, keramik, arang, dan artefak lainnya, menambah keberagaman peninggalan sejarah di sekitar Candi Pematang Jering.

Candi Pematang Jering pertama kali ditemukan pada tahun 1991 dan menjalani ekskavasi oleh BPCB pada tahun 2014. Sebagai peninggalan sejarah yang berlokasi di Desa Pematang Jering, candi ini tidak hanya menjadi saksi bisu masa lalu tetapi juga dirawat dengan cermat oleh penjaga setianya, Pak Gawi.

Dalam wawancara bersama Pak Gawi pada 20 November 2023, penjaga candi sejak tahun 1995, beliau menjelaskan bahwa dirinya ditunjuk langsung oleh pihak provinsi untuk menjaga, merawat, dan mengamankan situs sejarah ini. Candi Pematang Jering berdiri di tanah kebun milik keluarga mertua Pak Gawi, yaitu Ibrahim M., menandakan bahwa keberadaan candi ini merupakan bagian dari sejarah keluarga dan tanggung jawab yang diemban oleh generasi berikutnya.

Pak Gawi juga menetapkan aturan di sekitar Candi Pematang Jering. Meskipun batas luar candi dapat diakses tanpa izin, untuk masuk ke dalam area candi, pengunjung diharuskan memiliki surat izin dari kantor terkait. Candi buka setiap hari kerja, Senin hingga Jumat, mulai pukul 07.00-16.30 WIB, dan ditutup pada akhir pekan. Beberapa bagian yang belum dipagar tetap menjadi hak milik Ibrahim M.

Kebersihan dan keindahan Candi Pematang Jering menjadi fokus utama. Pak Gawi menegaskan bahwa festival atau kegiatan yang dapat meninggalkan sampah atau merusak lingkungan sekitar candi tidak diizinkan, menunjukkan perhatian besar terhadap pelestarian lingkungan dan sejarah.

Dengan arsitektur yang memesona dan kekayaan sejarahnya, Candi Pematang Jering menjadi destinasi menarik untuk dijelajahi. Keberlanjutan warisan budaya ini dijaga dengan cermat oleh Pak Gawi dan pihak terkait. Semoga upaya pelestarian ini dapat menjadi inspirasi bagi tempat-tempat bersejarah lainnya untuk terus hidup dan berkembang di masa yang akan datang.

Demikianlah laporan terkini dari situs bersejarah, Candi Pematang Jering

Bagikan Ini